Translate

Saturday, 31 December 2016

Apakah PhD (arti gelar PhD)

"Fics"
Hello guys :-), Nama saya adalah Tri Utomo AS, menyelesaikan study (Univ di US) ini tahun 2011, bekerja dibeberapa perusahaan di belahan dunia ini, dari Paman Sam (JP Morgan) ke Ibu Pertiwi ke Paman Sam (JP Morgan) kembali,, lalu sempat mengalami kecelakanaan hebat di lalulintas lalu kembali ke Ibu Pertiwi.

Salam sayang kepada seluruh sahabat  : Ann, Jhon Thurn, Thomas the crazy  i miss you bro, Hellen, Mr spesial Endi i Rush alias PUJO hehe temen naik kereta sorry gw kuliah pada masa itu payah jadi ga bisa bareng terus, 
Sahabat - sahabat Kuliah malem gimana kabar semua kangen juga rame - rame makan malem malem pulang kuliah : Salam - Bu Anne, Pa Mukus, Mas Danang Suwito, Nunik, Kun kun, Elisabeth huuu...huuu...huu kangeeen banget
M Reza, Andi Etha, Oke Redianti (waktu pulang bareng gawe ketemuan di plasa Indonesia, namanya kalo   dulumah  SOGO pada th 1998 itu adalah momen terbaik kedua dalam persahabatan,  momen terbaik no 1 adalah saat gw merayakan ulang tahun di rumah kamu seru banget thx sama bokap nyokap yang suport saat itu), 
Willy (semoga sudah ga marah lagi sama diriku hehehe), Indra orang paling Genius yang saya pernah kenal, Ci Wong U guru  dalam cara bekerja penuh strategi, Alm Wijanarko (my Vocalis saat SMA di panggung perpisahan) I love you man, Budi Kusuma (kalo nonton Star wars dan Toy Story Pasti gw inget dirimu), Estra manusia ajaib tiap gw liburan jalan ke Ekalos Atau ke BOQUERE pasti ketemu dirimu haha salam WAPALA. Dali Hidayah Inget Ngebut pake motor saat malem minggu SMA bro + Iwa + Gugun, 
Yang terakhir orang yang sangat spesial dalam hidup dan persahabatan masa muda penuh kenangan yang memberikan pelajaran hidup yang menjadikan banyak landasan cara saya bertindak MY teman terbaik ku     Dahlia Agnes Luntungan I miss you dan selalu sampai akhir hidup      kalian semua tidak pernah terlepas dalam benak  diriku. GILAA Gw sampe menitikan air mata nulis bagian terakhir ini ternyata masa muda itu Indah. I love you All thx God atas kebaikan mu memberikan kebahagiaan ini.


Dari percakapan dengan beberapa orang sahabat beberapa bulan yang lalu, jadi terinspirasi untuk menulis artikel ini. Salam dari saya, selamat membaca dan semoga terinspirasi.
    1. Apakah PhD itu?
  • PhD atau panjangnya Doctor of Philosophy merupakan gelar yang diberikan pada seseorang yang telah menyelesaikan studi tingkat doktoral (strata 3). Dari gelarnya dapat dilihat bahwa orang dengan gelar ini -seharusnya- berkemampuan dan berkemauan untuk menjadi seorang doktor (dalam bahasa aslinya berarti pengajar / guru) dan menguasai bidang ilmunya secara mendalam. Tidak sekedar tahu rumus-rumus dan metode-metode, tetapi mengerti benar dasar, tujuan, dan alasan dari semua rumus dan metode tersebut. Salah satu definisi lain, yang rasanya tidak salah, menyebutkan PhD sebagai Permanent Head Damage. :-p

    2. Apa bedanya gelar PhD dengan Doktor?

  • Tergantung bidang ilmu dan jenis studinya, ada macam2 gelar doktor, misal PhD, ThD, Doctor of … dst. Dalam penggunaan sehari2, kita menyapa orang dengan Dr A, Dr. B, bukan A, PhD. Embel2 PhD hanya disertakan di keperluan surat menyurat resmi. Atau di surat undangan nikah dan iklan kematian, kalau kamu orang Indonesia.

  • Di Indonesia, perbedaan PhD dan Doktor menjadi penting karena universitas2 di Indonesia belum diakui secara internasional untuk menganugerahkan gelar PhD pada seseorang. Itu sebabnya gelar yang diberikan kalau lulus S3 dari univ di Indonesia adalah Doktor, dan bukan PhD. Beberapa dosen saya di ITB dulu ga pernah mau gelarnya ditulis Doktor. Maunya PhD. Enak aja, kata mereka, sekolahnya susah buat dapet PhD!

    3. Ngapain aja studi PhD itu?

  • Sama seperti anak TK: belajar membaca, menulis, berhitung. Yang terakhir ini bahkan tidak perlu untuk bidang studi tertentu.
  • Studi PhD biasanya ditempuh dalam waktu 4 – 6 tahun. Ada yang lebih singkat, kebanyakan lebih lama :D Di Civil Engineering Dept. NUS, rata-rata 5 tahun. Dengar-dengar di Purdue bisa 3.5 tahun dan di Univ. of Chicago bisa 9 tahun
  • 1 – 2 tahun awal biasanya diisi dengan mengambil kuliah-kuliah yang sekiranya akan mendukung penelitian dan meningkatkan peluang kelulusan dalam Qualifying Exam. Sisa masa studi digunakan untuk melakukan penelitian yang nantinya akan dituangkan dalam thesis / disertasi.

    4. Apa saja tahapan-tahapan penting (milestones) dalam studi PhD?

  • Harus lulus Qualifying Exam. Ujian ini intinya menilai penguasaan si mahasiswa PhD akan dasar-dasar bidang ilmunya. Tidak hanya terbatas pada topik penelitiannya, tetapi juga konsep-konsep dasar lain dalam bidang ilmunya. Umumnya ditempuh dalam 1-2 tahun pertama.
  • Harus menyusun proposal penelitian yang jelas dan mempertahankan proposal ini di depan panel yang berisi para profesor yang dirasa ahli di bidang penelitian tersebut. Umumnya ditempuh dalam 2 – 3 tahun pertama.
  • Memperoleh temuan hasil penelitian yang cukup layak untuk dipublikasikan dalam jurnal internasional ataupun seminar internasional. Di Civil Eng. NUS, standarnya berkisar antara 2-3 makalah jurnal dan 2-3 makalah seminar. Mengingat jurnal-jurnal teknik sipil umumnya memakan waktu 8 bulan – 1 tahun untuk proses review dan revisi saja, menerbitkan makalah dalam jurnal bukan hal mudah. Untuk mengakali hal ini, ada mahasiswa yang mengirim makalahnya ke jurnal yang editor utamanya adalah profesornya sendiri. Yes, some of us do sink that low.

    5. Apa itu penelitian?

Kalau ada yang tahu, berilah saya pencerahan!

  • Menurut legenda, penelitian itu upaya tiada henti untuk menemukan sesuatu yang BARU dan BERGUNA. Baru artinya di seluruh dunia belum pernah ada yang melakukan seperti yang kita lakukan. Berguna artinya kita tahu hasil penelitian ini bakal dibuat apa nantinya, bukan sekedar untuk memuaskan keingintahuan saja.
  • Untuk bidang engineering, tidak perlu sampai menemukan rumus baru atau material baru. Yang umum dilakukan adalah menyusun metode baru untuk menghitung / mengukur sesuatu, memperbaiki metode yang sudah ada, menerapkan metode yang sudah ada untuk memecahkan kasus yang di seluruh dunia dari jaman Nuh sampai sekarang belum berhasil dipecahkan, atau combine two methods in a smart way (kata profesor saya).

    6. Darimana datangnya topik penelitian?

  • Umumnya mahasiswa PhD sudah punya ketertarikan pada topik tertentu (dalam skala luas). Dari ketertarikan inilah kami memilih universitas / profesor  yang kira-kira sesuai. Meskipun ada pertimbangan lain, misal universitas yang menawarkan beasiswa menggiurkan. Lalu topik yang lebih dalam dan spesifik akan muncul dari hasil membaca kira-kira 100 makalah selama 1 – 2 tahun, diskusi dengan profesor, dan juga disesuaikan dengan proyek penelitian profesor saat itu, yang umumnya didanai oleh pemerintah atau industri.

    7. Apa kegiatan sehari-hari mahasiswa PhD?

Bervariasi tergantung universitas, bidang studi, dan profesor.

  • Sebagai ilustrasi, jadwal sehari-hari saya diisi dengan melakukan perhitungan, termenung melihat hasil perhitungan yang aneh dan tidak sesuai teori, membaca makalah dan buku untuk mengecek teori dan mengecek apa ada  orang yang sudah mendului saya memecahkan hal ini, berdiskusi dengan prof tentang hasil dan langkah selanjutnya, gembira kalau sebab keanehan ditemukan, menulis makalah, di tengah menulis sadar bahwa hasil saya kurang, balik menghitung lagi, menulis, revisi sekitar 5x dari prof, datang kuliah, membuat tugas kuliah, mengajar tutorial untuk anak2 S1, mengoreksi tutorial, datang seminar khususnya yang ada makan gratis hahaha lumayan penghematan. Semua kegiatan ini umumnya memakan waktu dari 9 am – 8 pm (dipotong waktu makan dan bingung). :-D

    8. Berapa ratio kelulusan program PhD?

  • Yang jelas tidak 100%. Pernah dengar dari teman katanya 50-50. Hiii. Tapi selama 2 thn saya menjadi mahasiswa PhD, memang melihat beberapa teman yang memutuskan mundur (atau diputuskan oleh Prof). Merasa tidak cocok dengan kehidupan sehari-hari yang isinya berpikir, merenung, membaca, menulis,  berhitung, dan bingung. 
  • Merasa ingin bekerja yang hasilnya lebih nyata. Insinyur sipil yang kerja di konsultan, begadang 3 malam menghasilkan perhitungan struktur. Yang kerja di kontraktor, kerja keras tahu-tahu gedungnya jadi. Tapi Bagi mahasiswa PhD, begadang berujung …. makalah, yang kadang pun ditolak oleh jurnal.

    9. Jadi apa setelah lulus PhD?

  • Oh macam-macam. Yang masih cinta proses belajar mengajar dan meneliti, jadi researcher di universitas atau lembaga-lembaga riset. Yang mau lebih praktis, jadi staf R&D di perusahaan besar (sebab perusahaan kecil ga ada R&D nya). Yang udah muak (“no more research” kata teman satu lab saya) bisa kerja di industri sesuai bidang ilmu masing-masing. Contohnya, PhD on Civil Eng. bisa kerja di konsultan struktur atau bahkan kontraktor. Yang bahkan merasa muak dengan bidang studinya, bisa jadi pengusaha, agen properti (ada ini beneran) yang ini kelewat parah susah - susah dapet gelar Civil Eng malah jualan rumah hihi, adalagi neh lebih dasyat JADI bintang sinetron bro (ini juga ada) waduh yang ini udah kacau deh, atau bahkan komikus (yang ini bukan dari civil eng sih) kikikik... :-D. Ya begitulah hidup.Hehe jadi malu termasuk saya juga ngelantur. Menbangun salah satu tempat wisata raksasa di purwakarta sebelum wanayasa kalo ada yang suka lewat situ pasti pernah lihat, dengan misi ambisius eh gagal ditengah terpaksa deh diserahin ke orang. :-{ akhirnya sekarang pindah haluan hahaha

    10. Apa parameter seorang PhD yang baik?

  • Menurut wejangan yang saya terima dari para Begawan: menguasai konsep dasar bidang ilmunya, sangat menguasai topik penelitiannya, megikuti perkembangan terkini bidangnya, dapat menemukan topik-topik penelitian yang berguna untuk kehidupan dan dapat menyumbangkan solusi bermutu dalam topik tersebut.
  • Menurut khalayak umum (yang menurut saya tidak tepat): banyak menulis makalah dan ikut seminar dimana-mana. Lulus dalam 3 tahun.

    11.Senangkah menjadi mahasiswa PhD?

  • Tidak senang kalau hasil perhitungan aneh. Lebih tidak senang lagi kalau sudah begitu, prof mengkritik (esmosi buanget kadang)
  • Paling tidak senang saat bingung tidak tahu langkah selanjutnya. Merasa tidak berguna saat paper ditolak atau dikritik tajam
  • Kadang merasa aneh saat teman seangkatan di SMA atau S1 sudah jadi manager, mencicil rumah dan mobil, nikah dan punya anak, sedangkan kita masih berstatus mahasiswa. dan masih tetep boke abis alias tongpes hihi curhat
  • Senang saat tahu teman yang sudah lulus PhD dapat gaji gede (ok, we’re still human). 
  • Senang saat anak S1  yang diajar mengerti hal baru
  • Senang saat perhitungan yang sulit dapat dipecahkan
  • Senang sekali saat dapat mengerti hal baru tanpa diajari siapa-siapa
  • Senang saat paper diterima
  • Senang saat melihat profesor yang bermutu –sampai tua terus belajar, masih semangat mengajar dan meneliti– dan membayangkan suatu hari kelak saya akan menjadi seperti itu. Huuu ngehayal

Bagian nomor 11 ini cukup menggelitik dan membuat saya sendiri pribadi  pernah sibuk merenungkan ini, senangkah saya kelak dengan gelar  ini ? :-P

Sebenarnya tulisan ini semua,  dulu sekali saya tulis dalam buku harian   saat  sambil menunggu perhitungan Matlab selesai. Tulisan sudah selesai, Matlab belum hehe. :-)


    Apakah dengan bekal ijasah dari Univ tidak terkenal bisa mendaftar Phd ?

  • Untuk dapat diterima di program Phd dengan bekal ijasah dari univ yang kurang terkenal, saya rasa bisa, hanya tentu peluangnya tidak besar. Biasanya hal ini dapat dikompensasi dengan pengalaman kerja yang bagus (di bidang yang sama dengan yang mau ditekuni di program phd-nya, tentu) atau mengambil dulu S2 di univ. yang lebih terkenal mutunya.


    Nah kalau sang para Mama yang ambil phd, lain cerita bukan?

  • Saat ambil phd saya masih lajang & sampai sekarang juga masih hehehe..., tetapi ada beberapa teman saya yang ambil phd dan sudah berkeluarga. 
  • Untuk yang Pria  ambil Phd, ga (tidak) ada masalah sepertinya, tenang2 saja mereka, karena. istri yang mengurus anak dan urusan rumah
  • Tapi untuk yang wanita biasanya terkendala mengurus keluarga (anak dan rumah). oleh sebab itu saya memberi penghargaan yang sangat tinggi dan lebih bagi para ibu yang mampu ambil Phd. 

    Untuk Wanita butuh perjuangan lebih berat, karena harus bagi waktu riset dan keluarga.
  • Tetapi jangan lupa dengan ada keluarga berarti juga ada support lebih kan telebih saat mental down.

    Sekedar berbagi pengamatan dengan kata lain Gosip perihal para mama phd:
  • 1 teman punya bayi sehabis lulus qualifying exam (tahun ke2). berhasil selesai phd akhir thn ke 4. Mama dan mama mertua bergantian datang mengasuh bayi. Seminggu setelah melahirkan, dia udah nampak lagi di lab (astaga!)
  • 1 teman punya bayi sebelum lulus qualifying exam. eksperimen tersendat dan berbagai kendala, buntutnya ia ga lanjut phdnya.
  • 1 teman lain (orang indonesia juga) punya anak 2, ditinggal di indonesia bersama suami. Ia sendirian ke singapura untuk ambil gelar Phd dan skrg sudah mau selesai phdnya. Tapi kl phd-nya di eropa atau U.S tentu lain cerita ya. ga main2 tuh pisahannya.
    Catatan Terakhir
  • Bagi yg sedang berusaha menyelesaikan program doktor, tidak usah kecil hati, jalan terus. Saya pernah mengalaminya dan dengan berbekal kesabaran dan ketelatenan, akhirnya selesai juga. 
  • Kalau berbagi soal kepusingan ada lagi, terutama yg dompetnya tipis, yaitu biaya penelitian juga relatif mahal, harus pandai pandai menyiasatinya.
  • Tapi percayalah, banyak juga hal hal menyenangkan selama proses belajar dan penelitian.
    Tulisan ini  terbitkan untuk merayakan hari ulangtahun saya yang ke 43 pada  tahun baru ini  jan 2016.

 

3 komentar:

Unknown said...

Buat mas tri, terima kasih sdh berbagi pengalamanya. Semoga menjadi inspirasi buat yg lain serta tetap optimis dan realistis dalam mencapai goal.

Iqbal Jauhar said...

Terimakasih sudah berbagi.

Iqbal Jauhar said...

Terimakasih sudah berbagi.

Post a Comment

 
;